Mukjizat Al Qur'an

Mukjizat Al Qur'an
BAB XII : MUKJIZAT AL QUR'AN :
   Al Qur'an memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada para ahli bahasa dan sastera Arab untuk membuat suatu tandingan Al Qur'an, baik mengenai lafal maupun isinya. Tantangan Al Qur'an berlaku terhadap siapapun sampai Hari Kiamat. Namun ternyata sejarah membuktikan bahwa Al Qur'an tidak pernah dapat ditandingi, apalagi pada masa sekarang atau pada masa yang akan datang saat bahasa Arabnilai dan mutu sasteranya tidak setinggi dan seindah satra masa Al Qur'an diturunkan, karena susunan Al Qur'an itu memang bukan ciptaan akal pikiran manusia, melainkan wahyu dari Allah SWT.

   Begitu tinggi nilai susunan ayat-ayat Al Qur'an itu, begitu indah, padat makna dan isi yang terkandung didalamnya, sehingga semenjak ia diturunkan sampai sekarang, tidak pernah para ahli absen menelitinya, baik dari kalangan umat islam sendiri maupun dari kalangan non Islam.

   Yang ada hanya kegairahan dan kesungguhan ulama menurut kemampuan dalam bidangnya masing-masing untuk meneliti dan menggali segi-segi yang menarik dari Al Qur'an. Dari segi sastra (balagah) telah menghasilkan cabang ilmu tersendiri yang bersumber dari apa yang disebut dengan "i'jazul Qur'an" atau "mukjizat Al Qur'an". Ilmu ini menggali sedalam-dalamnya dari jurusan makna dan lafal betapa keindahan dan kehebatan ayat-ayat tersebut, betapa ia sanggup mematahkan atau mengalahkan segala karya-karya indah dalam bidang sastra Arab di kala itu.

   Sebagai bukti betapa para ahli balagah (sastra Arab) pada zaman dahulu sangat mengagumi Al Qur'an dan sama sekali tak sanggup menandinginya, sekalipun mereka tak mau mengimaninya, adalah pernyataan jujur yang mereka kemukakan kepada Al Walid ibnu Al Mugirah (seorang tokoh dan sastrawan Arab yang sangat disegani oleh musyrikin Quraisy). Al Walid setelah mendengarkan ayat-ayat pada permulaan surat Fussilat yang dibacakan Rasulullah saw kemudian kepada kaumnya dan mereka melontarkan pernyataan kepadanya. Bagaimana pendapatmu tentang wahyu yang engkau dengar dari Muhammad, Al Walid menjawab sebagai berikut :

اِنِّىْ سَمِعْتُ قَوْلًا مَاسَمِعْتُ مِثْلَهُ قُطُّ لَاهُوَ بِالشِّعْرِ وَلَا بِالسِّحْرِ وَلَا بِالْكَهَانَةِ، يَامَعْشَرَ قُرَيْشٍ اَطِيْعُوْنِى وَاجْعَلُوْهَابِىْ وَخَلُّوْا بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ مَافِيْهِ

Artinya :

          Sesungguhnya aku mendengar kalimat yang belum pernah aku dengar sebelumnya yang seindah itu. Kalimat-kalimat itu bukanlah berbentuk syair, sihir atau tenung. (Karena itu) hai orang-orang Quraisy. ikutilah aku dan terimalah pendapatku ini. Biarlah dia (Muhammad) meneruskan dakwahnya. (257)

Selanjutnya ia berkata :

وَاللَّهِ اِنَّ بِقَوْلِهِ لَحَلَاوَةٌ وَاَنَّ اَصْلَهُ لَمُغْدِفٌ وَاَنَّ فَرْعَهُ لَحِنَّاءَةٌ 

           Demi Allah, sesungguhnya dalam kalimat-kalimat itu benar-benar manis dan enak didengar, tempat tumbuhnya subur dan pada cabangnya banyak terdapat buah yang ranum.

    Dapatdikemukakan tiga ayat yang menantang manusia membuat susunan kalimat yang dapat menandingi Al Qur'an, yaitu :
  1. Pada surat At Tur ayat 34, Tuhan mengatakan :

    فَلْيَأْتُوْا بِحَدِيْثٍ مِثْلِٓهِ اِنْ كَانُوْا صَادِقِيْنَ

    Artinya :

         Maka hendaklah mereka mendatangkan kalimat yang semisal Al Qur'an itu jika mereka orang-orang yang benar.
  2. Pada surat Hud ayat 13. Tuhan bersabda lagi :

    قُلْ فَأْتُوْابِعَشرِ سُوَرٍ مِّثْلِهِ مُفْتَرَيَاتٍ

    Artinya :

         Katakanlah : (Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat untuk menyamainya.
  3. Firman Allah lagi dalam Al Baqarah ayat 23 :

    فَأْتُوْا بِسُوْرَةٍ مِّنْ مِّثْلِهِ

    Artinya :

         Buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Qur'an

       Tantangan itu diberi bertingkat-tingkat. Siapa yang sanggup dipersilahkan membuat suatu Al Qur'an baru menurut versi manusia yang sama nilainya dengan Al Qur'an yang diturunkan Allah. Bila tidak sanggup, cukuplah 10 surat saja, dan kalau masih tak sanggup buatlah satu surat saja (sekalipun yang terpendek). Begitulah manusia diberi kesempatan untuk menandingi wahyu Allah dengan menciptakan sesuatu yang tinggi dan indah sastranya seperti Al Qur'an kalau mereka sanggup.
  1. Dimana letak mukjizat Al Qur'an

       Sekarang timbul persoalan di mana sesungguhnya letak mukjizat Al Qur'an, yang menyebabkan manusia tidak sanggup menciptakan yang sama dengan itu? Apabila kita himpunkan sebagaian dari pendapat ulama ahli dalam soal ini, dapatlah kita jumpai beberapa segi dari "i'jazul Qur'an", yakni. .(258)

    1. Segi sastranya (balagah). Demikian pendapat Al jahiz (wafat 225 H), seorang ahli ilmu balagah (sastra Al Qur'an) yang paling terdahulu. Karangan beliau yang berjudul Nazmul Qur'an yang tiada sampai kepada kita. Namun karya beliau yang lain yang bernama Al Hayawan, Al Jahiz memberikan keterangan segi-segi i'jazul Qur'an, seperti: ijaz, hafz zawaid, isti'arah, dan seterusnya. Dalam segi ini tiada seorangpun sanggup menciptakan susunan kata yang sama nilainya dengan ayat-ayat Al Qur'an.
    2. Keistimewaan (i'jaz) Al Qur'an terletak pada susunannya yang sangat indah mengagumkan, di samping nilai bahasanya yang sangat halus dan tinggi. Kedua segi i'jazul Qur'an ini dikemukakan oleh Imam Al Baqillany.
    3. Kemukjizatan Al Qur'an terletak pada gaya pengungkapannya terhadap satu masalah yang tidak pernah bertentangan atau berlawanan. Lihatlah umpamanya gaya bahasa Al Qur'an dalam menceritakan kisah Nabi Musa pada beberapa ayat/surat, maksudnya sama, namun saling melengkapi dan tidak ada yang bertentangan. Mereka berlandaskan kepada firman Allah :

      وَلَوْكَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللّٰهِ لَوَجَدُوْا فِيْهِ اِحْتِلَافًا كًثِيْرًا

      Kalau kiranya Al Qur'an itu berasal bukan dari Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya. (259)
    4. Kemukjizatan Al Qur'an yang tiada sanggup ditandingi manusia terletak pada nilai ayat-ayatnya yang mengandung prinsip-prinsip berbagai lmu pengetahuan. Demikianlah Imam Al Gazaly dalam ihya' 'ulumuddin dan Al Qadi 'Iyad dalam Asy-Syifa' menyimpulkan pendapatnya.
      Pada masa kemajuan ilmu dan teknologi yang luar biasa ini, sesungguhnya rahasia kehebatan dan keagungan Al Qur'an bagi kaum intelektual, baik muslim maupun non-muslim, terletak pada butir kelima ini. Dengan berbagai macam riset dan penelitian, para ahli telah dapat merumuskan berbagai persoalan ilmu pengetahuan yang kemudian setelah diteliti kembali ternyata rumusan-rumusan ilmiah atau penemuan-penemuan ilmiah tersebut telah dahulu diungkapkan Al Qur'an 14 abad yang lalu.

        Dikalangan bangsa Arab (Quraisy) yang dengan bahasa mereka Al Qur'an diturunkan, belum diketahui adanya orang yang berusaha hendak menandingi Al Qur'an dengan gaya bahsa ciptaannya sendiri. Akan tetapi pada masa khalifah Abu Bakar As Siddiq muncullah beberapa orang Nabi palsu yang sengaja menandingi dan meniru Al Qur'an dan mengajarkan kepada orang bahwa itulah wahyu Allah yang diturunkan kepadanya.

       Nabi-nabi palsu itu antara lain yang dikenal oleh sejarah adalah : Musailamah Al-Kazzab (yang mendakwakan dirinya menjadi Nabi dan mendakwakan dirinya menerima wahyu pula sama dengan Muhammad SAW), Tulaihah ibnu Khuwailid, dan lain-lain.

    Contoh Al Qur'an versi Musailamah Al Kazzab adalah sebagai berikut.

    وَالطَّاحِنَاتُ طُحْنًا وَالْعَاجِنَاتُ عِجْنًا وَالْخَابِزَاتُ خُبْزًا وَالثَّرِدَتُ ثَرْدًا وَاللَّاقِمَاتُ لُقْمًا اِهَالَةً وَسَمْنًا. لَقَدْ فَضَّلْتُمْ عَلَى اَهْلِ اْلوَبَرِ وَمَاسَبَقَكُمْ اَهْلُ المَدَرِيْفِيْكُمْ فَامْنَعُوْهُ وَالمَقْبَرِ فَأْوُوْهُ وَالبَاغِىْ فَنَاوِءُهُ

    Maksudnya hendak menandingi gaya bahasa surat :

    وَالْعٰدِيٰتِ ضَبْحًا، فَالْمُورِيٰتِ قَدْحًا، فَالْمُغِيرٰتِ صُبْحًا، فَأَثَرْنَ بِهِۦ نَقْعًا، فَوَسَطْنَ بِهِۦ جَمْعًا، إِنَّ الْإِنسٰنَ لِرَبِّهِۦ لَكَنُود، وَإِنَّهُۥ عَلَىٰ ذٰلِكَ لَشَهِيدٌ، وَإِنَّهُۥ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ

    Contoh yang lain lagi :

    اِنَّا اَعْطَيْنَاكَ الْجَوَاهِرْ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَجَاهِرْ. اِنَّ شَانِئَكَ هُوَالْكَافِرْ

    Hendak menandingi surat :

    إِنَّآ أَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَ

       Tidak dapat dibandingkan sampai di mana kemampuan seorang manusia mencontoh surat Al-'Adiyat dan surat Al-Kausar. Baik isi maupun maknanya tidak sedikit pun nilainya dibanding dengan wahyu.

  2. Mukjizat Al Qur'an dari Sudut Ilmiah

       Di bawah ini disebutkan beberapa contoh dari mukjizat Al Qur'an dari sudut ilmu pengetahuan. Seperti diketahui bahwa Nabi Muhammad saw, sebagai penerima wahyu adalah seorang bta huruf (ummi). tidak mengetahui masalah-masalah ilmiah tanpa diberitakan oleh wahyu. Sedangkan sebagian dari ayat-ayat Al Qur'an mengandung berbagai pokok persoalan yang menyangkut soal ilmu pengetahuan. (260). Misalnya :

    1. Surat Al Anbiya' ayat 30 menegaskan bahwa dulunya langit dan bumi itu bersatu, lalu pecah menjadi dua bagian, Air merupakan sumber dari segala kehidupan. Teori modern tentang kejadian bumi juga demikian, bahwa dulunya bumi dan langit juga merupakan kesatuan yang kemudian pecah menjadi dua bagian. Dan sudah lama dibuktikan orang bahwa memang airlah yang merupakan pokok pangkal dari sebagaian besar proses kimiawi. Pada umumnya proses yang bersifat kimiawi menghendaki adanya zat air, dan air itu pula merupakan unsur terpenting bagi adanya suatu kehidupan bagi makhluk di atas dunia ini.


    2. Surat Yunus ayat 61 menyebutkan bahwa tidaklah terluput dari Allah amal perbuatan manusia sekalipun lebih kecil atau lebih besar dari zarrah (atom). Dulu, orang mengira bahwa benda terkecil dan tak bisa dibagi lagi adalah atom (zarrah). Akan tetapi penemuan-penemuan modern membuktikan bahwa masih ada lagi zat yang lebih kecil dan bisa dibagi lagi di bawah atom dalam bentuk proton, neutron, dan elektron, Sehingga dengan penemuan baru itu manusia dapat menciptakan bom yang lebih dahsyat dari bom atom, yakni bom hidrogen, dan lain-lain. 14 abad yang silam Allah telah menggambarkan bahwa bukanlah zarrah (atom) itu benda terkecil. melainkan masih ada yang lebih kecil lagi dari itu. Bahkan Al Qur'an juga menteorikan bahwa zat-zat seperti itu tidak hanya ada di bumi melainkan juga pada benda-benda langit, dan pada saatnya manusia kelak akan menemukan kebenaran Al Qur'an ini.


    3. Az Zariyat ayat 49, Luqman ayat 10, dan lain lain menyebutkan dengan jelas bahwa segala sesuatu dijadikan Allah berpasang-pasangan (dari jenis laki-laki dan perempuan), demikian pula tumbuh-tumbuhan punya jenis jantan dan betina. Sebenarnya pada masa lalu orang mempercayai bahwa perkawinan antar jenis laki-laki dan perempuan hanyalah terjadi pada jenis manusia dan hewan. Tetapi penemuan-penemuan modern membuktikan bahwa perkawinan tersebut selain pada manusia dan hewan juga terjadi pada tumbuh-tumbuhan, dan pada benda-benda padat lainnya. bahkan pada listrik juga ada aliran positif dan negatifnya, ada proton dan elektron. Semua itu oleh Al Qur'an diistilahkan dengan zaujain (pasangan) atau zakarin wa unsa (laki-laki dan perempuan).


    4. Surat Az-Zumar ayat 6, menyebutkan bahwa janin yang bakal menjadi manusia, berada dalam rahim ibu pada tiga tempat yang gelap, Teori seperti itu juga dikukuhkan oleh penemuan-penemuan kedokteran modern. Jadi, sebenarnya tidaklah janin itu berada dalam satu tempat yang gelap saja (rahim) melainkan bila dilihat secara teliti ada tiga tempatnya.


    5. Surat Al-Hijir ayat 22, menyebutkan bahwa diantara fingsi angin dijadikan Allah untuk mengawinkan tumbuh-tumbuhan yang saling berjauhan. Hembusan angin paa udara lepas itu tidak hanya bermanfaat bagi manusia dan hewan, melainkan juga bagi tumbuh-tumbuhan sebagai sarana untuk mengmpulkan/mengawinkan yang betina dan jantan (ari dan kepala putik). Begitulah kebenaran teori Al Qur'an terbukti dalam dunia ilmu pengetahuan biologi ini.


    6. Surat Al-Qiyamah ayat 3-4, mengatakan bahwa Allah kelak akan mengumpulkan jari-jemari manusia bahkan akan tersusun kembali sebagaimana semula (pada hari akhirat kelak). Teori ini bila diilmiahkan bahwa mengenal seseorang dapat dilihat dari garis-garis halus yang ada pada jarinya (sidik jari). Pengetahuan inilah yang memberikan teori bahwa setiap garis-garis halus yang ada pada jari-jari manusia tidak ada yang sama, sehingga untuk mengenal seseorang cukuplah diambil sidik jarinya saja. Pengetahuan tentang sidik jari ini sangat membantu mengusut kasus-kasus kejahatn. Jelaslah, bahwa isyarat Al Qur'an yang ada dalam surat Al -Qiyamah ayat 3-4 ini sangat bermanfaat bagi pengembangan ilmu sidik jari seperti yang kita kenal dalam dunia kriminal. (261)

       Dari beberapa contoh yang diberikan di atas dapatlah kita menghayati betapa Al-Qur'anyang diturunkan 14 abad yang silam dan pada waktu turunnya, manusia belum sanggup mengungkapkan teori-teori ilmu yang terdapat di dalamnya. Sekarang ini berkat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dibuktikan kebenarannya, baik secara langsung atau tidak langsung, disengaja atau tidak. Dengan begitu, makin yakinlah kita terutama bagi para scientis (ilmuwan) bahwa salah satu aspek mukjizat Al Qur'an adalah "Sebagai sumber ilmu pengetahuan yang tak kering-keringnya bagi orang yang mau berfikir."


  3. Buku-buku tentang I'jazul Qur'an beserta pengarangnya

       Bagi anda yang hendak mengetahui lebih lanjut persoalan I'jazul Qur'an ini dapat dipelajari dari pelbagai buku-buku yang menyangkut soal itu. Bila kita ambil ringkasan buku-buku yang pernah ditulis orang sejak dari dulu sampai sekarang, maka buku-buku I'jazul Qur'an yang perlu diketahui adalah sebagai berikut :


    1. Majazatul Qur'an oleh Abu Ubaidah Ma'mar ibnul Masanna.
    2. Ma'anil Qur'an oleh Al-Farra'
    3. Nazmul Qur'an oleh Al-Jahiz.
    4. Musykilul Qur'an oleh Ibnu Qutaibah (wafat 286 H).
    5. Jami'ul Qur'an oleh Ibnu Jarir At Tabary (wafat 310 H).
    6. An-Nuqatu fi i'jazil Qur'an oleh Abdullah ibnu Ramany (wafat 375 H).
    7. Yatimatut Dahri oleh Ibrahim Al-Khattaby.
    8. Assina'atin oleh yahya ibnu Mahran Al-'Askary
    9. Al Imtidad oleh Hibatullah Asy-Syirazy.
    10. I'jazul Qur'an oleh Abu Bakar al-Baqillany.
    11. Sirrul fasahah oleh Said ibnu Sinan Al-Khafajy.
    12. Dalailu i'jaz oleh Abdul Qahir Al-jurjany (wafat 392 H)
________________________ (257) Dr. Hifny Muhammad Syarif dalam I'jazul Qur'an al Bayany : 5-6 (258) 'Ijazul Qur'an 8-10 Mabahis 313-340. Muhammad as Sabuny dalam At Tibyan : 131-156. (259) Q.S.4 (An Nisa') : 82 (260) Kepada pembaca dianjurkan untuk menelaah buku Dr. Maurice Bucaille yang diterjemahkan oleh Prof. Dr. HM.Rasyidi dengan judul : "Al Qur'an, Bible, dan Sains Modern (Pen).



0 comments:

Post a Comment

Mukjizat Al Qur'an