Ngintip istriku lagi dipijat refleksi bikin aku merangsang

Pada hari Selasa, kebetulan aku dan istriku cuti kerja. Kami berniat untuk mencari makan siang di luar. Di dekat tempat makan tersebut, ternyata ada satu ruko pijat refleksi. Di tempat refleksi tersebut, menurut penjelasan pemijatnya, tidak hanya kaki yang dipijat melainkan juga seluruh badan, dari kepala, pundak, sampai kaki. Ternyata semua pemijatnya laki-laki.

Kebetulan karena hari kerja dan belum waktunya makan siang, suasana masih sepi dan cuma ada dua pemijat. Di tempat itu ada dua kamar yang hanya ditutup kain untuk yang mau dipijat seluruh badan dan beberapa tempat duduk untuk yang mau dipijat kakinya saja.

Tadinya istriku mau kuantar ke Bersih Sehat tapi karena di sini juga ada tempat pijat, akhirnya kami putuskan kalau ia dipijat di sini saja. Aku sih paling geli dan tidak mau dipijat oleh lelaki, makanya kusuruh istriku saja yang masuk untuk dipijat.

“Ya sudah, sana gih kamu aja yang dipijat, Mah.”

“Papah gak mau coba juga?”

“Gak ah… ngapain juga dipijet cowok?” tukasku.

Istriku cuma mencibir gemas mendengar jawabanku. Ia sudah tahu kelakuanku emang.

“Ntar aku makan dulu ya ke luar. Laper nih. Kamu ambil yang paket 2 jam aja, Mah,” suruhku.

“Gak kelamaan?”

“Gak, aku kan nanti sekalian jalan-jalan dulu cari aksesoris buat mobil.”

Sebelum pergi kulihat dulu seperti apa sih dipijatnya. Pemijat yang bertugas saat itu tampaknya seorang pemuda Jawa berusia 20-an. Berkulit legam, bertubuh agak gempal dengan tinggi badan sekitar 160-an. Ia mengenakan seragam batik lengan pendek. Istriku yang hanya memakai celana pendek dan kaos ketat tanpa lengan memang kelihatan seksi sekali. Istriku kemudian berbaring dengan santai. Yang pertama-tama dipijat adalah telapak kaki. Setelah beberapa saat memperhatikan barulah aku pergi. Kubilang pada mereka kalau aku akan kembali dua jam lagi setelah pijatnya selesai.

Setelah selesai makan, aku balik lagi ke tempat refleksi itu. Kulihat tidak ada orang lagi di depan. Jadi aku langsung masuk saja ke dalam. Karena aku ternyata datang lebih awal dan tidak mau mengganggu istriku, aku hanya duduk-duduk di depan kamar tempat istriku dipijat.

Sekilas kudengar suara lenguhan istriku. Mungkin karena enak dipijat tapi karena penasaran akhirnya kucoba intip apa yang terjadi di balik kain yang menutupi kamar tersebut. Kebetulan di luar kamar memang cukup gelap tapi di dalam ruangan ada lampu yang memberi cukup penerangan.

Ternyata istriku memang sedang menikmati pijatan sang pemijat. Pemijat tersebut sedang memijati kaki istriku yang putih, mulai dari betis sampai paha. Entah kenapa, ada perasaan terangsang melihat istriku disentuh oleh lelaki lain.

Setelah beberapa lama memijat kedua kaki istriku, ia meminta dengan sopan agar celana pendeknya dibuka saja karena mengganggu. Istriku awalnya menolak.

Setelah diberi keterangan yang menyakinkan, akhirnya istriku mau juga membuka celananya tapi dengan syarat ditutupi selimut. Waktu kulihat istriku membuka celananya, langsung jantungku berdebar kencang. Entah kenapa, aku merasa terangsang melihat istriku telanjang di depan lelaki lain.

Setelah ditutupi kain putih, si pemijat langsung memijat kembali di daerah paha. Hanya saja sekarang mulai sesekali menyentuh pantat dan selangkangan istriku. Istriku entah percaya sama si pemijat atau memang jadi menikmatinya. Soalnya dia tidak protes sama sekali.

Rupanya ini membuat si pemijat akhirnya cuma berkonsentrasi memijat kedua paha istriku dan daerah selangkangannya. Melihat itu aku jadi tambah gila sambil menggosok si adik yang memang sudah tegang berat.

Entah sengaja atau tidak, si pemijat membuat kain penutup istriku bergeser dan akhirnya terjatuh sehingga dia bisa melihat tubuh bagian bawah istriku yang putih mulus yang terbungkus CD. Sempat si pemijat terdiam melihat pemandangan indah tersebut.

Kuperhatikan ada tanda basah di CD istriku. Mungkin karena keenakan, istriku terus dipijat tanpa dilindungi kain. Ini membuat si pemijat makin berani memijat daerah pantat dan selangkangan istriku. Cukup lama ia menjelajahi daerah vital istriku sampai kudengar jelas istriku mendesah-desah karena merasa nikmat diperlakukan seperti itu.

Yang membuatku kaget, si pemijat lalu meminta istriku untuk membuka bajunya karena akan dipijat daerah punggung dan lehernya. Yang lebih membuatku kaget, istriku langsung membuka bajunya tanpa perlu diberi pengertian lagi sehingga sekarang ia hanya menggunakan BH dan CD. Entah apa yang membuat dia berani seperti itu, apa ada unsur hipnotis ya? Yang jelas, lebih gila lagi, ternyata aku sangat menikmati pemandangan ini.

Setelah beberapa saat memijat daerah punggung, si pemijat meminta izin untuk membuka bra istriku karena punggungnya akan diolesi minyak wangi. Istriku cuma mengganguk. Begitu mendapat restu istriku, si pemijat langsung membuka kait bra istriku dengan tangkasnya. Sementara istriku diam saja. Kini si pemijat mulai menggosok punggung istriku tanpa ada penghalang apa-apa lagi. Kulihat si pemijat juga sesekali melihat pinggiran tetek istriku yang kini kelihatan karena BH-nya sudah terlepas ke samping. Bahkan sesekali ia pun menyentuhnya!

Kemudian si pemijat memijat leher istriku dengan sentuhan yang lembut. Kayakya ini membuat istriku terangsang, terdengar dari suaranya yang mendesah. Melihat situasi itu si pemijat kembali memijat daerah pantat dan sekitarnya. Ini membuat istriku tambah terangsang. Istriku yang tadinya diam saja mulai menggeliat-geliat karena selangkangannya dirangsangi si pemijat.

Tanpa minta izin lagi, si pemijat dengan halus membuka CD istriku! Sama sekali tak kulihat penolakan dari istriku. Mungkin pikirannya sudah hilang karena keenakan dirangsangi. Si pemijat mulai menyentuh kemaluan istriku dan kulihat ia langsung memasukkan jarinya ke dalam vagina istriku!

“Oouuh…. jangan…” sempat kudengar istriku berbisik tertahan saat vaginanya ditembus jemari si pemijat.

“Nggak apa-apa, Ci… santai aja… dinikmatin aja…” bisik si pemijat dengan penuh percaya diri sambil satu tangannya dengan lembut mengusapi punggung istriku yang telanjang. Sementara dengan tangannya yang satu lagi, ia menambah jarinya yang masuk ke dalam vagina istriku.

Kulihat istriku langsung tak berdaya sama sekali mendapatkan serangan seperti itu. Tak kudengar lagi protesnya. Yang kudengar kini hanya desahannya dan geliat tubuhnya yang merespons rangsangan hebat yang diterimanya dari si pemijat. Sementara satu tangannya tanpa ampun mengobok-obok vagina istriku, tangannya yang satu lagi menggerayangi dan mengusapi seluruh tubuh istriku dengan lembut.

Aku bingung kok istriku nurut saja. Ada perasaan cemburu tapi masih kalah dengan rangsangan hebat melihat istriku disentuh dan dirangsangi oleh orang lain (apa ini kelainan ya?).

Akhirnya setelah beberapa lama, si pemijat meningkatkan intensitas permainan jemarinya di dalam vagina istriku. Akibatnya, kulihat istriku menegang dan seperti kesetrum. Badannya bergoyang-goyang seperti ayam disembelih. Suaranya terpekik tertahan-tahan menahan gejolak orgasme yang melanda sekujur tubuhnya. Si pemijat dengan tangannya yang bebas menggenggam tangan istriku. Tampak istriku balas menggenggam tangan si pemijat dengan keras sekali. Aku benar-benar terangsang melihat istriku akhirnya mencapai puncaknya dengan jari-jemari si pemijat.

Beberapa saat kemudian, tubuh istriku kelihatan melemah. Dadanya tampak jelas naik turun kecapekan. Nafasnya terdengar tersengal-sengal. Tangan istriku dan si pemijat masih saling menggenggam dan meremas-remas. Tampak istriku tersenyum kepada si pemijat manis sekali. Sementara itu, tangan si pemijat yang satu lagi masih memainkan jari-jemarinya di dalam vagina istriku yang tampak basah kuyup. Kali ini tentu saja iramanya sudah jauh lebih lembut. Istriku tampak sangat menikmati diperlakukan seperti itu.

Setelah beberapa lama, si pemijat lalu membuka celananya dengan satu tangan karena tangan yang satu lagi masih saja menggosok-gosok daerah klitoris di selangkangan istriku. Terlihat kontol si pemijat sudah ngaceng berat dan ukurannya cukup besar dengan bulu-bulu yang tidak terlalu lebat, mungkin baru dicukur.

Ketika akan membuka bajunya, si pemijat mengangkat pantat istriku sedikit dan langsung menjilati vaginanya sebagai ganti jarinya yang sudah bekerja keras dari tadi. Karena kedua tangannya sudah bebas, sekarang si pemijat dapat membuka bajunya.

Selesai membuka bajunya, si pemijat masih terus dengan rakus menjilati bagian vital istriku. Istriku yang dijilati mekinya langsung kelihatan seperti tersengat aliran listrik. Tidak berapa lama kemudian kelihatan istriku mengejang karena mencapai klimaks untuk kedua kalinya.

Si pemijat tersenyum senang, karena telah berhasil membuat istriku mengalami multi orgasme. Setelah sama-sama telanjang, si pemijat membalikkan badan istriku, sehingga kelihatanlah payudaranya yang indah dengan puting berwarna hitam yang sudah menegang.

Walaupun keduanya kini sudah sama-sama bugil dan si pemijat tampak sudah siap benar untuk menyetubuhi istriku, istriku kelihatannya masih ragu-ragu untuk bermain lebih jauh. Dengan masih malu-malu istriku menutupi dadanya.

“Jangan, ah…. nanti gimana kalo kepergok suamiku…?” terdengar istriku berkata lirih.

“Gak usah takut, Ci. Suaminya Cici kan masih makan di luar. Baru dua jam lagi dia datang kemari…” kata si pemijat dengan halus.

“Lagian tempat ini terkenal aman koq… Sudah banyak yang coba dan belum sekalipun ada yang ketahuan suaminya….” lanjutnya mantap.

Selesai berkata begitu, si pemijat mendekatkan mukanya ke muka istriku. Dengan lembut tapi penuh nafsu, dikulumnya bibir istriku yang ranum. Istriku tampak dengan pasrah membalasnya! Mereka bahkan sampai bermain lidah dan bertukar ludah. Sementara itu satu tangan si pemijat kembali memainkan klitoris istriku. Benar-benar seperti sepasang kekasih yang dimabuk asmara…

Karena terus diberi cumbuan yang panas dan rangsangan yang hebat di klitorisnya, istriku akhirnya menyerah. Dibukanya kedua tangannya dengan sukarela. Oleh si pemijat tangan istriku diletakkan ke samping kepala istriku dan dipegangnya erat-erat, sehingga dengan leluasa si pemijat bisa melihat dada dan ketiak istriku yang mulus dan wangi.

Si pemijat mungkin penggemar ketiak karena ketiak istriku dijilati dan diciumi terus-menerus sehingga istriku kegelian dan semakin terangsang hebat. Si pemijat mulai melepas tangan istriku tapi posisi tangannya tetap terlentang di samping kepala. Lalu ia mulai menciumi payudara istriku yang masih kencang karena kami belum mempunyai anak. Istriku kelihatan sangat menikmati putingnya diisap dan dijilati.

Selesai menikmati payudara istriku dia mulai menjilati vagina istriku yang sudah basah kuyup.

Mungkin karena sudah tidak tahan, akhirnya si pemijat bersiap-siap memasukkan kontolnya. Istriku sudah pasrah saja tak memberikan perlawanan apa pun. Sebelum melakukan penetrasi, dia melap vagina istriku, mungkin karena sudah basah dengan cairan vagina dan ludahnya.

Ketika mau masuk, istriku kelihatan tersentak agak kaget. Mungkin karena agak sakit sebab kontolnya si pemijat lebih besar dari aku punya tapi kelihatannya dia sama sekali tidak menolak. Bahkan dengan tangannya, ia membantu si pemijat memasukkan kontolnya ke dalam lubang mekinya pelan-pelan.

Mungkin itu yang ingin dirasakan oleh istriku. Istriku pernah bilang kalau kontolku nggak besar dan dia kurang menikmatinya tapi mau gimana lagi, karena sudah dikasihnya seperti ini.

Si pemijat akhirnya berhasil memasukkan kontolnya dan mulai menyodoknya sambil tidak lupa menciumi payudara istriku dan juga ketiaknya secara bergantian. Aku yang sudah tidak tahan akhirnya mengocok dan mengeluarkan maniku di kertas tisu yang aku bawa.

Si pemijat setelah sekitar 10 menit kelihatannya mau klimaks.

“Jangan dibuang di dalam ya?” Istriku yang sudah melihat gelagat si pemijat mau orgasme buru-buru ngomong.

“Ya udah, kalo gitu buka mulutnya cepat, Ci!” Perintah si pemijat.

Tanpa disuruh dua kali, istriku langsung membuka mulutnya dengan pasrah seolah mau diperiksa dokter gigi.

Akhirnya si pemijat mencabut kontolnya dan membuang maninya di muka istriku, sampai tertelan ke mulutnya segala. Istriku kelihatan puas sekali. Tampak keduanya tak lepas saling bertatapan mata selama si pemijat menghabiskan muncratan spermanya ke wajah istriku.

Begitu habis semprotannya, istriku langsung menelan semua cairan yang terkumpul di dalam mulutnya. Ia melakukan itu sambil tersenyum memandangi wajah si pemijat yang tampak kelelahan. Si pemijat berdiri mematung karena kecapekan sambil mengumpulkan kembali sisa-sisa tenaganya. Sementara itu istriku dengan telaten membersihkan sisa-sisa air mani yang menyelimuti batang kontol si pemijat sampai bersih!

Aku benar-benar merasa cemburu melihatnya karena selama ini istriku tak pernah mau menelan air maniku dan sekarang ia menikmati air mani si pemijat dengan sukacita. Tapi anehnya di satu sisi aku jadi malah terangsang hebat melihat ia melakukan hal itu bersama pria lain!

Setelah dilihatnya istriku selesai membersihkan penisnya, si pemijat menarik tangan istriku yang masih duduk bersimpuh di hadapannya supaya berdiri. Keduanya lalu saling berpelukan erat sekali sambil berdiri. Seolah keduanya saling mengucapkan terima kasih atas kenikmatan yang telah diberikan masing-masing.

Si pemijat lalu membimbing istriku untuk berbaring berdua di atas kasur sambil masih bertelanjang bulat. Istriku membaringkan kepalanya di dada si pemijat yang bidang. Terlihat kontras antara kulit istriku yang kuning langsat dengan si pemijat yang hitam gempal berotot. Dipeluknya tubuh pemuda itu erat-erat. Sementara si pemijat membelai-belai rambut dan punggung istriku.

Setelah beberapa saat istirahat, kulihat mereka mulai duduk dan beres-beres. Saat itu belum habis waktunya dua jam. Tentunya mereka berdua mengira aku masih di tempat makan.

Si pemijat dengan mesra melap air mani di tubuh dan muka istriku. Sesekali ia membersihkan air mani dari tubuh atau wajah istriku dengan jarinya dan lalu dimasukkannya ke dalam mulut istriku! Istriku tampak tersenyum dan menerimanya dengan ikhlas! Dikulumnya jemari si pemijat yang dibaluri air maninya dan diisapnya sampai bersih.

Karena masih ada waktu sekitar seperempat jam, mereka berdua masih duduk-duduk telanjang bulat di atas kasur sambil ngobrol. Setelah beberapa saat, si pemijat memakaikan BH istriku sambil sebelumnya meremas-remas lagi kedua payudaranya dengan gemas. Selesai memakaikan BH, ia menciumi leher jenjang istriku dengan mesranya, disusul dengan french kiss yang cukup lama, sekitar 5 menit. Tampak jelas mereka masih ingin melanjutkan french kiss-nya kalau saja tidak mengingat waktu dua jam yang sudah hampir habis.

Karena takut kalau-kalau aku keburu datang, mereka cepat-cepat membereskan semuanya dengan rapi. Sementara itu aku diam-diam langsung keluar dari ruko itu. Di luar aku merokok sebentar untuk menghilangkan keteganganku setelah menonton permainan panas istriku dengan si pemijat. Tak lama kemudian aku masuk lagi.

Saat aku masuk, kulihat istriku dengan wajah cerah dan berseri-seri sedang duduk di bangku ruang tunggu. Mukanya tampak bersih, sedangkan rambutnya tersisir rapi dan badannya wangi oleh parfum. Sama sekali tak nampak kalau ia baru saja bersetubuh dengan hebatnya dengan si pemijat! Benar-benar lihai istriku ini… Ternyata diam-diam dia kayak suaminya juga…

Istriku langsung mengajakku pulang.

“Nggak mau makan dulu?” tanyaku.

“Gak ah, lagi nggak laper, Pah,” tukasnya. “Nanti makan snack aja di mobil sambil pulang.”

Istriku memang biasa makan besar cuma waktu sarapan saja. Siang cuma makan kecil atau bahkan kadang dilewati. Ia memang tipe cewek yang selalu berusaha menjaga keseksian tubuhnya, terutama kalau ada sesuatu yang memotivasinya…. Atau mungkin juga karena ia sudah cukup banyak minum protein dari sperma si pemijat hari ini?

Kugandeng tangan istriku dengan mesra untuk keluar dari panti pijat itu. Setelah basa-basi menyapa laki-laki yang baru saja menyetubuhi istriku, yang kini sedang berjaga di bagian resepsionis, istriku berkata padaku.

“Pah, lain kali Mamah dipijatnya di sini aja ya, sekalian Papah bisa jalan-jalan kan liat aksesoris mobil?”

“Oh gitu, jadi gak mau lagi ke Bersih Sehat?”

“Nggak, ah… Di sini juga enak koq…” kata istriku sambil menggelayut mesra di tanganku.

“Ya, udah. Terserah Mamah aja…” kataku datar pura-pura tidak tahu akal bulusnya.

Melalui kaca gelap dari pintu keluar yang memantulkan bayangan, sekilas bisa kulihat istriku menoleh ke si pemijat dan mereka saling mengedipkan mata setelah mendengar persetujuanku. Pastinya mereka sudah janjian untuk ketemu lagi. Istriku memang maniak pijat, sama seperti diriku. Paling tidak seminggu dua minggu sekali dia kuantar ke panti pijat.

Kami lalu keluar bangunan ruko dan berjalan bergandengan dengan mesra ke mobil kami.


Facebook saya : Cinta Raffi
Berawal dari sahabatku Arman yang bercerita tentang seorang tukang pijat yang hebat dan bisa dipanggil ke rumah, aku jadi tertarik. Apalagi ketika ia berbicara tentang kemampuan tukang pijat itu meningkatkan gairah dan kemampuan seks wanita dengan pijatan supernya. Arman bercerita dengan cukup detail bagaimana tukang pijat itu yang katanya bernama Pak Daru, kakek usia kepala tujuh melakukan pijatan super pada istrinya. Hasilnya sungguh luar biasa. Aku jadi ingin mencobanya..

"Tapi loe harus inget, waktu dipijat sama Pak Daru istri loe harus bugil total. Mau nggak dia?" Arman bertanya padaku.
"Hah? Dipijat bugil? Nanti istri gue diapa-apain ama dia?
"Ya enggak laah.. Loe juga ada disitu koq. Lagian Pak Daru itu udah tua banget. Udah gitu dia juga pemijat profesional. Gue jamin ngga masalah. Tapi istri loe harus setuju dulu."
"Nanti gue coba tanya dia deh.."
"Pokoknya sip banget deh!"

Malamnya aku bicarakan hal itu dengan Vie istriku. Aku ceritakan apa yang kudengar dari Arman sambil memeluk tubuh mungilnya. Mulanya dia tertarik tetapi ketika mendengar bahwa ia harus telanjang bulat mukanya langsung merah padam.

"Malu ah.. telanjang di depan orang lain" protesnya.
"Tukang pijatnya udah tua. Lagipula menurut Arman istrinya bilang dipijatnya enak dan tangannya sama sekali tidak menyentuh atau meraba memek koq"
"Ih.." muka Vie semakin merah.
"Kenapa khusus cewek?"
"Nggak tau juga. Tapi coba dulu deh. Siapa tahu nanti ketagihan."

Vie mencubit perutku, tapi akhirnya mau juga dia mencoba. Besoknya kuhubungi Arman untuk menanyakan cara menghubungi Pak Daru. Setelah itu kucoba menghubungi Pak Daru dari nomor HP yang kudapat dari Arman. Singkatnya Pak Daru akan datang ke rumahku esok malamnya dengan perlengkapannya. Setelah itu kuberitahu Vie. Esok malamnya sesuai janji Pak Daru tiba di rumahku. Perawakannya kurus hitam dan kelihatannya memang sudah tua sekali. Apa bisa dia melakukan pijat? Aku terheran-heran sendiri sementara Vie hanya melirikku dengan pandangan ragu. Kami menuju ke ruang tamu dalam dan aku menyingkirkan meja tamu untuk mendapatkan tempat yang luas. Aku sudah memastikan kalau pembantu kami Darsih sudah masuk ke kamarnya. Sejenak basa-basi, Pak Daru langsung "To the point" menghamparkan selimut tebal di lantai.

"Silakan Ibu berbaring tengkurap di atas sini" katanya sambil menunjuk selimut sebagai alas.
"Maaf, tapi saya minta Ibu melepas pakaian" sambungnya lagi.

Wajah Vie merona merah. Dia kelihatan nervous karena itu aku membantunya melepas dasternya sehingga hanya tinggal mengenakan bra dan celana dalam.

"Untuk sementara begitu saja. Silahkan, Bu" Pak Daru memotong.

Vie berbaring tengkurap diatas selimut. Pak Daru mengeluarkan dua botol kecil obat yang menurutnya adalah obat ramuan rahasia turun temurun. Kemudian ia membuka yang bertutup hijau dan menggosokkan minyak tersebut pada kedua telapak tangannya. Ia mulai memijat bagian belakang hingga samping kepala Vie dengan perlahan. Aku duduk menyaksikan. Entah kenapa saat itu aku mulai terangsang membayangkan nantinya tubuh istriku akan dijamah oleh kakek tua ini. Tentu saja di bawah sana penisku menegang.

Pijatan di kepala beralih ke tengkuk Vie yang mulus dan dipenuhi rambut halus. Nampaknya Vie merasa enak dengan pijatan Pak Daru di kepala dan tengkuknya. Ternyata kakek tua ini hebat pijatannya. Dari tengkuk diteruskan ke bahu Vie yang terbuka dan dilanjutkan ke lengan sampai telapak tangan. Setelah itu Pak Daru meminta agar istriku melepas tali bra di punggungnya. Vie melepas kaitan branya sehingga bra tersebut sudah tidak menutupi tubuh Vie dan hanya tergeletak diantara selimut dan kedua susunya yang tergencet sehingga menyembul ke samping. Pak Daru mengolesi punggung Vie dengan minyak dari botol pertama dan mulai mengurut serta memijat punggung. Vie tampak menikmati pijatan ini.

"Maaf Bu, tapi selanjutnya celana dalam harus dilepas. Bagaimana kalau suami Ibu yang melepasnya?" Pak Daru tiba-tiba berkata.

Wajah Vie memerah lagi. Aku mengikuti permintaan Pak Daru melepas celana dalam Vie tanpa mengubah posisinya yang tengkurap. Pantat Vie yang indah dan celah vaginanya terlihat jelas membuat penisku semakin tegang. Pak Daru melumuri dua bongkahan pantat Vie dengan minyak dan segera memijat dengan perlahan. Kali ini Vie mengeluarkan suara tertahan. Jelas Vie mulai terangsang birahinya dengan pijatan Pak Daru. Apalagi ketika Pak Daru memijat pangkal paha bagian dalam, tarikan nafas Vie berubah menjadi lebih berat dan matanya terpejam. Pak Daru tetap memijat seperti tidak terjadi apa-apa. Kakek tua itu memijat pantat, paha dan kemudian betis hingga akhirnya melakukan pijat di telapak kaki.

"Ini adalah salah satu tahap penting dalam pijatan ini" Pak Daru menjelaskan.
"Terdapat titik-titik penting di telapak kaki untuk meningkatkan gairah" lanjutnya.

Kemudian ia mengambil botol minyak kedua bertutup merah yang dari tadi belum pernah dipakainya. Digunakannya untuk memijat telapak kaki Vie. Kali ini pijatannya sangat intensif dan memakan waktu cukup lama. Terkadang Vie merintih, mungkin pijatan si kakek cukup kuat.

"Maaf Bu, untuk tahap berikutnya saya akan memijat di daerah bagian depan tubuh. Sebaiknya Ibu duduk bersila membelakangi saya dan menghadap ke arah Pak Saldy agar saya tidak melihat tubuh bagian depan Ibu." kata Pak Daru setelah selesai memijat kaki istriku.

Kali ini kelihatannya Vie sudah mulai terbiasa dan kemudian ia mengambil posisi duduk bersila membelakangi Pak Daru. Tubuh indah Vie yang telanjang bulat berhadapan denganku. Pak Daru kembali menggosokkan minyak kedua pada telapak tangannya. Pak Daru terlebih dahulu meminta persetujuan aku dan Vie.

"Saya minta izin kepada Pak Saldy dan Ibu Vie untuk melakukan pijatan di tubuh bagian depan Ibu Vie.."
"Silakan, Pak Daru" jawabku
"Silakan.." jawab Vie.

Langkah pertama Pak Daru adalah melumuri bagian sekitar vagina Vie dengan minyak dari botol bertutup merah dan mulai melakukan pijatan di daerah itu dari belakang. Walaupun tidak menyentuh vagina, tetapi tangannya memijat mencakup pangkal paha, pinggul depan, termasuk daerah yang ditumbuhi bulu kemaluan. Mulut Vie sedikit terbuka. Aku tahu Vie merasakan nikmat disamping rasa malu. Pijatan Pak Daru pasti membuat birahinya naik ke ubun-ubun. Beberapa kali tangannya terlihat seakan hendak menyusup ke dalam celah vagina Vie yang membuat Vie menahan nafas tetapi kemudian beralih. Bulu kemaluan Vie dibasahi oleh minyak pijat Pak Daru sementara Vaginanya basah oleh cairan nafsunya.

Pak Daru melanjutkan pijatannya ke bagian perut Vie, dan memijat perut terutama bagian pusar sehingga membuat Vie kegelian. Hanya sebentar saja, setelah itu Pak Daru meminta Vie mengangkat tangannya.

"Maaf Bu, tapi ini adalah tahap terakhir dan saya harus memijat di bagian ketiak dan payudara. Coba angkat kedua tangan Ibu."

Vie mengangkat tangan dan meletakkan kedua tangannya di atas kepala. Pak Daru memulai pijatannya di daerah ketiak dari belakang.

"Ihh.. geli pak.." Vie menggelinjang.
"Ditahan Bu. "

Pak Daru mengabaikan Vie yang sedikit menggeliat menahan geli dan melanjutkan pijatannya di ketiak Vie. Setelah itu Pak Daru mengambil minyaknya lagi dan dituangkan ke telapak tangannya. Selanjutnya dari belakang tangannya meraup kedua gunung susu milik Vie yang langsung membuat Vie mendesah. Pak Daru melakukan massage lembut pada susu Vie yang sudah tegang. Terkadang kakek itu melakukan gerakan mengusap. Jari-jari terampil yang memijat pada kedua susunya membuat Vie sangat terangsang dan lupa diri, mengeluarkan suara erangan nikmat.

Aku melotot melihat pemandangan luar biasa itu. Payudara istriku yang berusia 27 tahun, mulus, kenyal, dan berlumur minyak sedang dicengkeram dan diusap oleh tangan kasar hitam seorang kakek berusai 70-an, membuatku sangat bernafsu. Berbeda dengan Pak Daru yang sama sekali tidak bereaksi apa-apa, Vie merintih dan mendesah. Posisinya sudah berubah tidak lagi duduk bersila, tetapi duduk mengangkang memperlihatkan vaginanya yang sudah becek kepadaku sambil tangannya mencengkeram rambut.

"Ukhh.." kali ini Vie mendesah keras. Aku sangat terangsang mendengarnya. Ingin sekali aku menggantikan Pak Daru memijat susu Vie.

Pak Daru menarik puting susu Vie dengan telunjuk dan jempolnya dengan perlahan sehingga membuat Vie mengeluarkan suara seperti tercekik. Sampai akhirnya Vie merintih pelan, panjang. Vaginanya banjir. Hebat sekali pijatan si kakek ini.

"Saya rasa sudah cukup. Silakan Ibu mengenakan pakaian. Sementara itu ada yang ingin saya bicarakan dengan Pak Saldy" Pak Daru menyudahi aksinya.
"Ya Pak?"

Pak Daru menyerahkan sebuah botol kecil berisi carian kepadaku.

"Apa ini, Pak Daru?"
"Pijatan saya itu membuat gairah seorang wanita meledak-ledak tetapi orgasmenya akan menjadi lebih cepat. Selain itu ini adalah ramuan untuk membuat susu wanita tetap kencang dan padat. Usapkan dengan gerakan memeras. Saya yakin Pak Saldy bisa." bisiknya sambil tersenyum.

Setelah itu aku membayar Pak Daru dan ia pamit pulang. Vie sudah mengenakan pakaiannya lagi.

"Eh.. buka lagi bajunya. Aku mau coba hasil pijatan Pak Daru." kataku.

Vie tidak menjawab, tetapi dari sinar matanya aku tahu saat ini dia sedang dalam gairah yang tinggi. Mukanya merah dan nafasnya memburu. Aku segera meraihnya dan mencium bibirnya. Ciuman yang ganas karena aku sendiri sejak tadi menahan nafsuku melihat tubuh Vie yang sedang dipijat. Vie membalas tak kalah bernafsu sambil melucuti pakaiannya sendiri dan langsung melucuti pakaianku sehingga kami berdua telanjang bulat di ruang tamu.

"Senggamai aku.. aku ingin segera kontol kamu masuk ke sini" Vie meracau sambil menunjuk vaginanya yang sudah basah kuyup sejak tadi.
"Beres sayang.. "

Aku segera memutar tubuhnya menghadap dinding dan mencoba menyetubuhinya dari belakang. Vie segera mengambil posisi tangan bertumpu pada dinding. Dengan perlahan-lahan penisku menerobos vaginanya yang sempit dan licin. Adalah proses yang sangat nikmat luar biasa saat penis memasuki vagina. Aku pejamkan mataku merasakan sensasinya sementara Vie merintih nikmat. Sampai akhirnya seluruh penisku masuk de dalam vaginanya yang panas berlendir dan nikmat.

"Aahh.." Vie menghela nafas, tubuhnya bergetar.

Nikmat sekali. Vaginanya yang panas itu mencengkeram penisku dengan kuat. Jepitannya lebih hebat dari biasanya. Sementara dengan sudut mataku aku melihat kalau ternyata pembantu kami, Darsih, sedang mengintip dari balik dinding ruang tamu. Aku bisikkan ke telinga Vie tentang hal itu.

"Masa bodoh. Biar dia nonton kamu entotin aku." Vie balas berbisik.
"Okee.."

Aku gunakan kakiku untuk mengambil bajuku dan mengeluarkan botol pemberian Pak Daru dengan tanganku tanpa melepas penisku yang sudah menancap. Lalu aku tuangkan pada tanganku.

"Apa itu..?" tanya Vie heran.
"Ini minyak dari Pak Daru, bagus buat payudara kamu"
"Ya udah.. cepetan! Terserah kamu mau ngapain. Yang penting garap aku sampai kamu puas."

Aku segera mengusapkan tanganku yang berlumur minyak itu pada kedua susunya yang bergelantungan bebas. Lalu aku mulai mengocok vaginanya dengan lembut. Vie menghelas nafas dengan keras. Akh.. nikmat sekali rasanya sambil meremas daging kenyalnya. Tangan kanan di susu kanan, tangan kiri di susu kiri. Seiring kupercepat sodokanku, kumainkan puting susunya dan sesekali kuremas miliknya itu dengan lebih kuat. Rasanya menjadi lebih dahsyat terutama karena kami mengetahui bahwa kami bersanggama sambil ditonton Darsih secara sembunyi-sembunyi. Mungkin dia mengintip sambil onani, aku tidak perduli.

"Mhh.. terus.. aah.. " Vie merintih terengah-engah. Seiring gerakan keluar masuk penisku di vaginanya semakin intens, Vie menggeliat.

Aku lepaskan tanganku dari payudaranya, membiarkan kedua daging menggairahkan itu bergelantung bergoyang-goyang mengikuti sodokan penisku. Tanganku berganti menggosok-gosok vaginanya yang berlepotan cairan nafsunya. sesekali kugesek klitorisnya sehingga Vie menjerit keenakan. Tiba-tiba tubuh Vie menyentak dan vaginanya terasa menyempit membuat penisku seperti diperas oleh dinding kenikmatannya. Lalu Vie melepaskan orgasmenya disertai erangan panjang dan kemudian ia terkulai. Benar kata Pak Daru, Vie orgasme cepat sekali. Aku terus menyodok vaginanya mengabaikan tubuhnya yang lemas. Tak lama Vie bangkit kembali nafsunya dan mulai merintih-rintih.

"Saldy sayaang.. aku.. ingin kamu.. entotin aku dengan kasaar.." Vie meracau membuat aku tercengang.
"Nanti kamu kesakitan.." jawabku cepat disela kenikmatan.
"Biaar.. masa bodoh.. aku sukaa.. aa.. ahh"
"As you wish.. Istriku yang cantiik.."

Aku keluarkan sebagian besar penisku dari vaginanya, kemudian dengan satu hentakan cepat dan kasar aku sodok ke dalam. Penisku terasa ngilu dan nikmat.

"Eaahh.." Vie menjerit keras.
"Aah..iya..ah.. begiituu.."

Aku lakukan gerakan tadi berulang diiringi jeritan-jeritan Vie. Berisik sekali.. mungkin tetangga mengira aku sedang menyiksa Vie. Entah apa yang ada di pikiran Darsih yang sedang mengintip.

"Teruuss.. sayaang.. remas susuku ini.. dengan kuat.. akh! Aku.. ingin merasakan.. tenagamu.. uuhh.."

Aku meraih susunya yang sejak tadi hanya berayun-ayun, kemudian sesuai keinginannya aku remas dengan kuat sambil terus menyodok vaginanya dengan kasar. Lagi-lagi Vie menjerit keras. Aku yakin ia kesakitan tapi bercampur nikmat.

"Lebih kuaatt.. lebih kuat dari itu.." Vie setengah berteriak.
"Jangan ngaco.. sayang.."
"Ngga apa ap.. aa.. aah..!"

Vie kembali orgasme. Sudah kepalang tanggung, aku ingin mencapai puncak secepatnya. Kukocok dengan cepat vagina Vie sampai pinggangku pegal. Vie mendesah lemah.

"Keluarin.. yang banyak di dalam.." katanya pelan.
"Aku.. sedang subur.. biar jadi anak.."

Tak lama aku merasakan denyutan di penisku yang menandakan aku sudah mendekati puncak. Dan akhirnya penisku menyemprotkan sperma yang sangat banyak dan berkali-kali ke dalam rahim Vie. Kami berdua jatuh berlutut di lantai sementara penisku masih bersarang di vaginanya.

"Anget.." Vie menggumam.
"Apanya?" tanyaku terengah-engah.
"Sperma kamu, di rahimku.."
"Emang biasanya dingin ya?"
"Yang sekarang lebih.."

Aku mengusap rambutnya, dan memeluknya dengan sayang. Sementara itu Darsih sudah menghilang. Puas sudah dia melihat "Live show" kami. Setelah itu kami berdua membersihkan tubuh kami, terutama Vie yang tubuhnya penuh minyak. Tetapi setelah selesai mandi Vie kembali ganas dan "Memperkosa" aku. Gila! Aku benar-benar KO malam itu.. kalah telak!


Tamat



3 comments:

Anonymous said...

coool

jamesvesex said...

he..he.. enak juga biar dibohongin.. aaa...ah.. jd pengen dimana ya..

Anonymous said...

aku janda beranak dua. aku mau dong dipijet. call aku ya
Tante Esna 082339562728

Post a Comment

Ngintip istriku lagi dipijat refleksi bikin aku merangsang